Hari demi hari telah berlalu,
Tanpa terasa tlah menuntun q semakin dewasa..
19 tahun yang lalu aq hadir,
Langit tau akan kehadiran q,
Dy berikan warna terindahnya…
Dan sepotong putihnya awan.
Mentari pun tersenyum dengan teriknya,
Untuk menyambut kedatangan q..
Hanya saja bumi sedikit bermuram durja..
Karena akan ada 2 kaki mungil yang akan menambah bebannya.
Dan berkata “ hah…sebenarnya aq tlah lelah dipijak ribuan jejak”
Kaki mungil itu tetap hadir,
Berpijak dan meniggalkan jejak..
Hujan pun menangis karena tak bisa menitikkan kekuatannya,
Dan dikalahkan mentari yang tersenyum menyambut kehadiran q,
Azan yang memanggil juga menyambut kedatangan q.
Aq sadar dan aq tau,
Jika sesungguhnya aq…..
Hadir diwaktu yang salah,
Mungkin aq tidaklah diinginkan ada.
Atau,,,
Mungkinkah aq tlah bersalah…?
Sulit bagi q menerima keadaan ini.
Tapi….
Tuhan,, mengatakan aq bisa menghadapinya…
Tuhan,berikan q bekal cinta yang besar sebagai kekuatan q.
Dan aq percaya.
Hingga q pergi dari tempat q dan hadir disini.
Tanpa mereka sadari….
Aq tau..
Aq..
Hadir diantara kecewa yang menderu,
Hadir diantara tiada keinginan,
Hadir diantara sakit yang tak sempat tersembuhkan,
Hadir diantara dendam yang lalu dan akan menjelang,
Hadir diantara kebencian kesibukkan.
Aq..
Tak bermaksud untuk menyibukkan,
Tak bermaksud untuk menyusahkan,
Tak ingin menyakiti siapapun,
Dan sesungguhnya….
Aq tak pernah minta untuk menoreh jejak q.
Aq sadar…
Tumbuh ditengah ketiadaan q,
Diantara perbedaan yang terjadi,
Ditepi keinginan adanya aq..
Berada dalam koridor pembalasan dendam,
Terimakasih Tuhan…
Kau tlah mengirimkan dy untuk q..
Dy yang sangat menyayangi q,
Yang jadikan q bagian tak terpisahkan darinya.
Meskipun aq..
Bukanlah hadir dari rahimnya,
Tapi q percaya aq hadir dihatinya,,,
Dy malaikat q yang sangat mencintai q,
Dy ada disaat q menunjukkan siapa aq,
Mengasihi tanpa ada harap balasan,
Mencintai setulus hati,
Dy….dan dy….
Yang ada dipikiran q selalu,,,
Selalu q rindukan,,,dy…
Dulu…
Q masih bisa menyentuh nyata dirinya..
Memeluk disetiap hangat sayangnya..
Bahkan masih q rasakan nafasnya..
Kini,,
Yang ada hanya rindu dan harapan..
Q kumpulkan butiran rindu q,
Untuk menemuinya,
Karena q percaya rindu q akan membawa q kembali…
Kembali padanya…
Meskipun rindu ini tlah terhias jutaan airmata,
Mungkin Tuhan masih belum mengizinkan.
Untuk dy…
q ingin beri tau,
tolong sampaikan angin q…
padanya yang juga merindukan q…
aq malaikat kecil mu dulu…
malaikat kecil yang pernah hadir dalam hidup mu,,,
malaikat kecil yang bahagia karena mu…
malaikat kecil yang kamu sayangi…
kini telah dewasa…
malaikat itu tlah bermetamorfosa menjadi peri…
peri… ya… peri…
peri bersayap perih…
peri yang terbang dengan sayap patah…
berkeliling mengitari mahkota hidupnya,
agar tak layu…
dan tak gugur…
tuhan…
betapa bersyukurnya aq..
karena Kau telah berikan dy untuk q..
Kau memberi cinta untuk q melalui dy,
Kau menitipkan kasih mu melalui dy,
Kau memberikan aq kekuatan melalui dy,
Terimakasih Tuhan…
Aq tau,,,
Jarak memeras kita jauh…
Waktu membilas kita untuk lupa,
Ntah kenapa…
Semakin q jauh darinya,,
Aq semakin merindukannya,
Q tak miliki apapun disini selain kenangan indah darinya,
Terimakasih untuk kenangan indah itu,
Tuhan…
Sampaikan padanya…
Rasa cinta q yang paling dalam…
Rindu q yang semakin menusuk tajam..
Terimakasih q untuk semua yang tak mampu terucap,
Katakan padanya…
Kekuatan q adalah dy,
Sedih q hilang karena dy,
Bahagia q ada bersama dy,
Aq,
Seperti ini karena dy,
Karena perkataannya..
“ aq harus jadi anak baik,
Menuruti orang tua,
Sayang sama semua,
Jadi anak pintar dan berguna”
Tuhan,,,
Jagalah mereka untuk q…
Tanpa terasa…
Tlah sedasawarsa,,,
Kita tak bertemu,,
Memeluk nyatanya dirimu…
Tertawa ketika bersama mu,
Aq masih bersyukur,
Aq masih merasakan hangatnya sayang mu,
Aq masih bisa memeluk mu,
Meskipun hanya sekedar bayang,
Mendengar suara mu,
Meskipun itu sebenarnya angin yang berhembus ketelinga q…
Aq,
Tak ingin kalian tau kesedihan q disini,
Q ingin kalian tersenyum setiap mendengar kabar dari q..
Meskipun itu adalah kesedihan q,,
Bertahun-tahun aq pergi dari hidupnya,
Selama itu juga…
Malaikat kecil berubah menjadi peri bersayap perih,,,
Mengitari mahkota kehidupannya,
Terbang bersama sayap patahnya…
Hanya untuk memastikan bunga-bunga disekitarnya,
Tak layu dan mati,
Linangan airmata ini sama halnya obat merah pengering luka,
Terbang tertatih-tatih melintasi hidup ini.
Terbang hanya mencoba tuk dapat hinggap,
Pada tempat yang miliki kebahagiaan,
Peri itu..
Tidak hanya sayapnya yang patah,
Tapi juga tependam sakit yang mengganggu,
Sakit yang merubah hidupnya sedikit demi sedikit,
Dan tak akan ada yang tau,
Tak akan ada yang tau,,,
Memendam segala dera…
Meyimpan segala sedih,
Meyingkap tabir mistery…
Mengapa aq si peri seperti ini….?
Tuhan-lah yang tau,
Betapa aq berperang dengan jiwa,
Meronta diheningnya sepi.
Beribu malam q lewati…
Hanya tuk mencoba merajut mimpi,
Karena q terkungkung didunia sepi q.
Detikan berdentang lewati siang,
Nyanyian sang cicak temani lalui malam.
Hingga terbiasa,,,
Dan aq beku tanpa tau siapa aq,,,,
Berjalan seraya menatap langit,
Terbang seraya menangisi bumi,
Aq,,,, dan aq,,, serta aq,,,,,
Semua tentang aq….
Berdiri hening serasa waktu terhenti,
Pada waktu tuk bersedih,
Mungkin terlalu murah harga airmata ini,
Hingga ia mudah saja mengalir tanpa sebab.
Terurai dan menghilang,
Terkadang terlalu mahal jika harus menangisi setiap perih,
Hidup antara tembok yang tak bercelah,
Membuat q buta akan semua,
Dan termasuk cinta,
Keadaan memaksa q mati,
Tanpa ada jiwa, dan hadirnya hati yang keras.
Hanya Tuhan yang tau,
Teman q adalah buku dan sicermin,
Dy yang buat jemari q menari,
Melukis indahnya sedih,
Bercerita tentang lucunya kecewa,
Dy,,,
Yang buat q tersedu,
Melihat hancurnya bahagia q,
Memandang cantiknya wajah q,
Yang ber make up segenap warna kepedihan.
Berpoles senyum nan ranum,
Q simpan damainya sedih becokol dihati,
Tertawa ini,,
Beri isyarat “ aq tengah menangis..”
Sesungguhnya,,
Aq bahagia tinggal disinggasana kerjaan q,
Bersama raja dan ratu q,
Bersama kedua panglima besar kebanggaan q..
Dan aq sebagai tuan puteri berkurung sepi,
Mereka tak pernah tau,
Mereka miliki aq,
Hingga terkadang aq terabai,
Atau sama saja dengan para panglima q.
Itulah seharusnya seorang tuan puteri,
Berdiam diri dan memberi senyum yang manis,
Berkurung dalam sangkar emas berteman sepi,
Bertingkah indah bak merak yang indah karena ekornya.
Mereka lupa,,,
Aq tetaplah aq,
Yang punya hidup dan ada didunia ini,
Aq tau semua itu terbaik untuk q,
Tapi sebenarnya membuat q sangat terluka.
Berhadap dinginnya hati,
Q tetap cari aq,
Bahagia q bukan ada dicelah tembok ini,
Bukan juga dalam limpatan emas tertata.
Kini…
Aq tlah terbang meninggalkan sangkar q,
Si peri tlah terbang jauh melintasi sedih,
Dan berharap tak kembali pada kesedihan.
Tuan puteri pun menghilang dari singgasananya,
Aq bebas…
Kesabaran ini berbuah manis,
Penantian ini buat q mulai menata hidup.
Q mulai untuk tetap membeku…
Dan berharap ada yang mencairkannya,
Q coba tuk tetap membatu,
Agar terlihat kuat,,
Tapi q berharap ada yang meleburnya,
Menjadi butiran pasir yang lembut.
Semua tlah terjadi,,
Beku itu tlah mencair,
Batu itu tlah melebur jadi pasir,
Meskipun terlambat q sadari,
Wahai…
Penyair penebar pesona,
Sadarkah atas apa yang tlah kau lakukan..?
Syair kebaikan mu tlah buat q sadar, meskipun terlambat.
Senyuman mu buat q terdiam,
Dan sesal karena terlambat membuka hati untuk mu.
Tersadar kau ada dihadapan q,
Tapi kau malah diam penyair…
Padahal q menunggu mu tuk memberi syair terindah mu,
Tuk menghiasi relung kosong yang diam tanpa bernada.
Aq ingin kau tau penyair yang ada dihadapan q…
Aq memandang mu dari kejauhan pelupuk mata q,
Mendengar setiap bait syair mu,
Menunggu syair mu tercipta untuk q,
Meskipun ntah kapan aka nada,
Aq,
Tetap seperti ini,,,
Si peri bersayap perih,
Yang mencoba mengobati luka dengan cinta,
Burung yang terbang mencari kebebasan,
Tuan puteri yang berharap bertemu pangeran berkudanya.
Ketahuilah wahai penyair,
Aq ingin tau apa arti dibalik syair mu,
Hmmm…
Aq kan pastikan dirimu,
Tetap akan ada dihadapan q,
Meskipun q harus mengalahkan perasaan q,
Jika kau tau tentang q maka kau pergi.
Lebih elok jika bunga itu tetap berada pada batangnya,
Tetap mekar tanpa kehilangan lebah yang mengambil madunya,
Dan kau tau tentang alam yang mengatur bunga itu,
Aq lah bunga itu,,
Yang hanya mampu menunggu
Dan tak mampu beranjak.
Q biarkan cinta ini tersimpan,
Dan tak akan tersingkap sebelum kau bergerak menelusuk tabirnya.
Suatu saat jika q kan pergi jauh,
Dan kau tetap tak berkutik,
Aq yang menyingkap,,
Setidaknya saat itu aq lebih siap,
Kehilangan mu meskipun aq tau itu tak mudah.
Tenanglah penyair yang ada dihadapan q,
Aq akan memandang mu,
Mendengar sayup-sayup syair mu,
Walau syair itu bukan untuk q,
Memperhatikan mu,
Tanpa kau tau dimana aq,
Memandang senyum walau hanya dari kejauhan pelupuk mata q.
Untuk hari ini dan esok…
Selama ini q jadikan kenangan indah q,
Sebagai benteng pertahanan q,
Dy adalah tuas pendorong q,
Maka hari ini,
Masa depan yang lebih baik kan q jadi kan benteng q,
Dy adalah tuas q yang tak bisa terganti,,
Kenangan indah itu kan q jadikan sesuatu,
Yang bisa q bagi dengan seseorang dan membahagiakannya,
Terimakasih Tuhan,
Atas kiriman terindah untuk q yaitu keluarga q,
Jauh dan q tau dy ada dihati q.
Kan q pastikan,
Malaikat kecil itu sekarang menjadi peri bersayap indah,
Dengan ketegaran dan kesabaran kan q kepakan…
Peri itu kan terbang…
Seperti burung yang mendapat kebebasan,
Menikmati indahnya dunia.
Seindah gaun para puteri raja…
Bertahta kebahagiaan yang tak bisa dinilai dengan lipatan emas.
Dan…
Tuan puteri yang menemukan,
Seorang pangeran berkuda yang beri tumpangan menuju kebahagiaan…
Untuk kau raja dan ratu kehormatan q,
Kalian adalah raja dalam kehidupan q,
Menuruti titah dan menjalankannya,
Kalian adalah ratu…
Penuntun dalam hidup q,
Untuk mu para panglima kebanggaan q…
Kalian adalah bagian q,
Kalian adalah kebanggaan q,
Aq trus mencoba tuk bahagia,
Dan tetap bahagia,
Untuk Tuhan pemilik semesta alam,
Pemilik segenap jiwa raga manusia,
Penguasa hati para manusia,
Terimakasih..
Untuk izin yang Kau beri atas detakan jantung ini,
Untuk hembusan nafas ini,
Hari ini….dan q harap juga esok…
Q selalu berdoa,
semog a Tuhan melimpahkan q kekuatan…
memberi sabar yang lebih…
tuk berhadapan dengan hari yang sengit.
Menahan sedih dengan perisai tegar,
Meluruhkan jiwa dengan semilir angin cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar