Bercerita perih hati sempat q buat takluk, bertekuk lutut dihadapan rasional q sendiri, aq bisa mengatakan aq menang,,, berdiri tanpa penyangga, meskipun terkadang harus goyah diterpa angin, bersandar pada dinding-dinding sok kokoh,, saat tubuh q tak mampu lagi berada ditengah kehidupan, tersandar dalam tawanya tangis, terlelap dalam nyenyaknya luka… kini, semua kan q buat sirna, luka kan jadi penyembuh, tangis kan q rubah jadi tawa, walau berteman beku dan batu q tau itu bukanlah aq sesungguhnya.
Mata mana yang tau jika ternyata tangis itu adalah bahagia, tak ada tangan diam ketika menyaksikan airmata tertetes, meskipun pipi terbangun karena dibasahi… sekarang kan q rubah dengan tangan mungil q tuk diam ketika airmata itu terjatuh, tuk tidak menghapusnya sebelum mengering, q izinkan dy mengalir hingga merasa lepas. Kan q rubah saat menangis sedih dengan tersenyum mengeluarkan airmata, biar semua anggap aq benar berbahagia… kan rubah cara mereka memandang q menjadi pandangan aq adalah seseorang biasa bahagia, tertawa saat terluka, tersenyum saat menangis…
Tapi, apa jadinya jika aq terlanjur hidup dalam batu dan beku…?
Dan itulah membuat q sedikit bingung, hidup q tak bertujuan tuk melukai seorang pun dengan dinginnya hati q, tanpa sengaja aq telah melempar mereka dengan dingin q, maka maafkanlah aq yang terluka oleh q, sungguh itu diluar batas mampu q tuk kendali rasio ini. (jika ada yang membaca tulisan q ini dan tlah terluka karena q, segenap putih hati q minta maaf dan semoga permintaan maaf q mampu sembuhkan luka mu…”). Aq mengaku menang atas kesendirian q yang mungkin dipandang sebagian orang adalah kejemuan tak berujung, tapi bagi q sendiri itu bagaikan ruang tuk bebas mencari kebahagiaan q, sendiri q tlah beri banyak pelajaran tuk hidup q… namun, disisi lain sengaja atau tidak telah ada nan terluka karena ulah q, karena dingin ini juga buat q sesal atas perasaan q sendiri, mau atau tidak aq masih membutuhkan semua yang ada disekitar q saat ini, dan sendiri ini juga terkadang buat q terdiam dalam kebingungan, dan tak mampu berada dalam kemunafikan jika aq sangat membutuhkan cinta tulus itu, meskipun dibibir ini berkata ah… cinta… serasa mencemooh akan kehadirannya, tak bisa dipungkiri hanya dengan cinta mungkin saja aq bisa berubah tak lagi dingin,,, namun, ntah kenapa aq bisa menuliskan jika cinta bisa merubah q, meskipun aq bingung apakah aq bisa mendapatkannya…? Baiklah,, q biarkan waktu menjawabnya dengan referensi yang utuh dan nyata, dan semoga benar apa cinta bisa meluruh dinginnya hati, melebur kerasnya batu. Sesaat q berkata aq membutuhkannya… namun sesaat lagi aq bingung,karena tak ada yang meyakini q tentang itu… jika bercerita sendiri tanpa cinta, itu salah…!!! Dy tetap ada namun masih tersembunyi, hanya menunggu dan tetap menunggu ada yang menemukannya dalam kesendirian itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar